Kehidupan bagai sebuah tasbih, berawal dan berakhir di titik yang sama.
Bukan tasbih jika hanya satu butir, bukan kehidupan jika hanya satu dimensi.
Kehidupan akan sempurna jika telah melewati serangkaian untaian butiran suka, duka, derita, bahagia, gembira, gagal, sukses, pasang dan surut.
Seperti tasbih yang melingkar, kehidupan pun demikian.
Kemanapun pergi dan berlari, tetap masih dalam lingkaran takdir ALLAHI. Dari-Nya kehidupan dimulai  dan kepada-Nya kehidupan berakhir.


Pagi renjana
Aku masih menapak kaki di pelataran waktuku
Menatap langit dengan segala bahasa yang dia berikan padaku
Ya...langit semesta
Aku belajar banyak darimu, dari segala yang ada padamu
Yang mampu kulihat atas izinNya
Pada bintangbintang dengan cahaya abadi
Pada bulan, pada planetplanet lain
Pada awan dengan segala warna and mozaiknya
Pada angin yang memainkan awan
Pada matahari
Pada kejernihanmu, pada gulitamu atau pada benderangmu
Aku manarik satu sisi sudutmu yang coba kupahami
Ya, begitu juga kehidupan :)
Yang abadi hanya cintaNya
Yang layak dipuja hanya cintaNya
Dan, aku hanya bisa berusaha untuk lakukan yang terbaik untuk kehidupan, untuk lingkungan dan diriku juga
Walaupun itu sangat kecil dan mungkin tak terlihat oleh siapapun
Aku bukan mencari eksistensi itu, aku hanya melakukan yang bisa kulakukan dengan sebaik-baiknya
Rasanya dimana pun kakiku berpijak, di sana aku berusaha berikan yang terbaik semampuku
Aku yakin, itu jalanku
Jalan yang mungkin tak akan pernah kulewati lagi tetapi menjadi sebuah jalan yang mengantarku pada jalan-jalan selanjutnya saja.
Jalan ini bukan jalur angkot yang akan selalu melewati rute yang sama
Jalan ini, jalan kehidupan yang terus bergerak maju menjadi lebih baik
Ada saat harus rehat dalam perjalanan itu, memasang koma atau bahkan membuat titik dari sebuah jalan.
Agar bisa memulai jalan baru dengan kalimat baru.
Demikian seterusnya...ada saat jalan itu terjal, ada saat becek berair, banyak sampah atau bahkan jalan itu indah dan baik
Dan aku belajar darimu wahai langit semesta
Dari awan-awanmu yang berarak mengingatkan aku saat berada di dalam pesawat
Di sana juga kujumpai sebuah perjalanan hidup yang brbeda
Ya...jalan
Jalan materi dan jalan spiritual
Jalan dimana aku dicintai, jalan dimana aku pun tak disukai.
Jalan dimana aku harus lakukan yang terbaik, jalan dimana aku pun dianggap tak ada.
Jalan dimana aku dibutuhkan, jalan dimana aku pun diabaikan.
Aku akan terus belajar menapaki keduanya agar kakiku semakin kokoh untuk menapak
Jalanku mungkin tak sama dengan jalanmu
Kalaupun sama, tentu rasa yang terjadi berbeda :)
Cara kita berjalan, cara kita merasakan perjalanan, cara kita menikmati jalanan
Tentu akan menghasilkn 'diri' kita yang berbeda.
Smkn dewasa, atau kembali merengek seperti anak-anak yang belum bisa berjalan
Itu pilihan kan?
Pilihan untuk memilih cintaNya, jalanNya atau yg lain
Demikian juga aku.
Dimana kakiku menapak, di sana ada takdirNya berlaku hingga wktnya aku harus lenjutkan perjalanan
Allah Maha Cintaku
Aku
MenujuMu saja :)


~my episode: Allah, I'm nothing without YOU: pintu hatiku selalu terbuka untukmu dan ini pun akan berlalu~

0 Comments