Keputusan untuk Work From Home tidak disepakati, namun kami hanya bekerja 5 hari dalam  seminggu.  Sehingga pada Sabtu pagi kemarin aku santai banget. Setelah aktifitas pagi, aku membaca buku dan beberapa saat kemudian mendengar ada notifikasi email masuk di handphoneku. Aku membukanya dan ternyata itu notif dari Sabyan. Ya, aku memang mensetting itu, karena  menyukai suara Nisa Sabyan yang lembut ini. Mungkin kita tidak sama ya, karena kesukaan itu kan memang relatif. 

Tentang lagu ini (Aisyah versi Sabyan), kali pertama mendengarkan entah mengapa ada debaran tidak biasa yang kurasakan. Segala tentang Rosullullah  SAW memang selalu menggetarkan dan membuncah begitu saja. Lagu ini menurutku bikin "baper" tentang kisah cinta kekasih Allah, yaitu Rosulullah Muhammad SAW dengan Sayyidatina Aisyah ra. Kisah cinta yang layak diteladani semesta.

Ada rindu tak biasa, ada air mata mendadak jatuh. Ah...teralu lebay kah aku? Terlebih akhir-akhir ini ketika melihat informasi tentang kondisi tanah suci, sering sekali air mataku jatuh begitu saja. Aku pun lebih sering membuka kembali foto-foto perjalanan umrohku pada tahun 2017 lalu. Berlama-lama memandangi kubah hijau yang ada di fotoku. Aku berkali melihat foto-foto saat menunggu antrian menuju raudah. Lalu kemarin aku mendengar lagu Aisyah yang dicover oleh Sabyan ini. Lengkap rasanya segala bentuk kerinduanku pada kekasih Allah itu...
(Ya Allah semoga Engkau segera memulihkan semua ini menjadi lebih baik, agar kami kembali bisa melakukan perjalanan cinta ke tanah suci. Aamiin)


Selesai mendengarkan di handphone, aku kembali memutarnya dan membuka komputerku. MasyaAllah...betapa IndahNya Engkau menciptakan keindahan suara yang dipunyai Nisa. Terasa menentramkan.
Aku memutuskan mendengarkan semua cover lagu Aisyah ini yang memang sudah banyak, bahkan oleh Annisa (mantan personil Sabyan) yang upload beberapa hari sebelumnya. Annisa dengan suara khasnya, juga begitu cantik membawakan lagu ini. Setelah mendengar hampir semua cover lagu Aisyah ini, aku kembali mendengarkan suara Nisa Sabyan yang (bagiku) selalu terasa adem.

Aku menemukan sesuatu yang berbeda. Jelas dari suara khas Nisa, lembut tapi penuh energy. Namun, semakin kudengarkan, apa yang membuat lagu ini  menjadi terasa berbeda ketika dinyanyikan Sabyan?  Ternyata memang dari aransemen musiknya yang digarap dengan baik. Aku tidak banyak mengerti tentang dunia musik, tapi setidaknya lagu ini menjadi begitu kuat dan berkesan mendalam karena musik yang mengiringinya begitu bagus  dan sangat nyaman didengar. Ya, maaf kalau bagi yang ahli musik apa yang kusampaikan ini jauh dari tepat. 

Kenapa aku sekali lagi, merasakan bahwa lagu ini seolah membawaku pada satu kondisi yang "ENTAH". Bukan aku terlena, tidak semacam itu yang kurasakan. Sebuah kondisi :mendalam: aku seperti membuka satu ingatan luar biasa ketika mendengarkan musik pada sekitar menit ketiga. Aku merasa sangat akrab dengan alunan itu, sangat dekat. Tapi apa dan kenapa? Ya, aku abaikan saja dan kembali menutup hari dengan melanjutkan membaca Kisah 1001 malam jilid 7.

Seharian ini aktifitasku adalah memindahkan biji-bijian ke botol-botol bekas madu yang sebelumnya biji-bijian itu aku tempatkan di plastik (dibungkus atau bungkus aslinya sejak beli). Aku suka makan biji-bijian ya hehehe. Dibikin granola atau aku mencampurnya saat masak nasi. Aku menyebutnya nasih full protein nabati. Biasanya aku mencampur biji-bijian ketika memasak beras hitam atau merah.
Ketika memindahkan biji-bijian berarti harus sekalian membersihkan area sekitar dapur. Menyisir kembali barang-barang yang tidak kuperlukan dan masih menumpuk karena rasa kasihanku pada "mereka" jika kubuang. Sementara dalam kondisi seperti ini, aku tidak mungkin membawa kemana-mana untuk kuberikan ke orang lain. Membereskan segala peralatan bikin kue dan bahan-bahan kue yang masih ada. Mengecek kembali masa kadaluarsanya, agar tidak mubadzir nantinya.

Siang sambil beraktifitas di dapur, aku mendengarkan kembali Aisyahnya Sabyan. Kembali perasaan yang sama seperti kemarin hadir lagi. Tapi tidak kupedulikan dengan tetap menyelesaikan pekerjaanku. Namun, mendadak ketika tanpa sadar aku mengikuti syair Aisyah yang kudengar, aku malah mengucapkan satu syair dari A TIME FOR US. Dan...terjawab sudah, apa yang sejak kemarin 'terpikir' olehku. Ya, A Time For Us, lagu ini memang pernah begitu akrab di telingaku dan aku yakin juga dengan teman-teman yang membaca ini. Lagu ini adalah sountracknya film Romeo and Juliet. Siapa yang tidak kenal dengan kisah cinta keduanya?

Namun, mengapa lagu ini begitu melekat di alam bawah sadarku? Ya, inilah yang sedikit  akan kuceritakan. Ada satu masa aku mengenal seseorang yang menjelaskan tentang lagu ini secara detail, sekitar 9 tahun yang lalu. Kayaknya sih...penjelasannya inilah yang terekam baik di alam bawah sadarku. Bukan tentang kisah cinta kami tidak sama sekali. Justru aku mendengarkan semua penjelasan itu saat orang tersebut merasa menemukan 'belahan jiwanya' dan berbagi bahagia itu denganku. Mungkin karena aku terkesan dengan penjelasannya, aku tidak berharap kisah orang yang bercerita padaku itu seperti kisah Romeo dan Juliet yang aku tahu. Namun, spirit lagu A Time For Us justru membawaku terus melambungkan doa untuk mereka berdua agar pertemuan mereka benar-benar menjadi kisah cinta yang indah dan membahagiakan.

" A time for us, someday there'll be...A new world, a world of shining hope for you and me"

Mungkin karena lagu Aisyah Sabyan ini juga tentang kisah cinta kekasih Allah SWT yang selalu menjadi teladan bagi ummatnya, ingatan kecilku tentang Romeo and Juliet (khususnya lagu A Time For Us) menampak. Sebuah kisah kecil yang tak layak disandingkan dengan kisah cinta yang agung antara Rosulullah Muhammad SWA dan sayyidatina Aisyah ra tentunya.
Atau mungkin karena aku pernah bertaruh harap atas dua orang yang menceritakan tentang A Time For Us itu agar mereka menyatu dalam kebahagiaan (pernikahan)? Sehingga ingatan itu muncul dengan sempurna? Atau karena aku merasa kecewa karena kedua orang yang pernah kuharapkan hidup bahagia itu sampai saat ini (setahuku) masih belum berada dalam satu ikatan pernikahan? Entahlah...apapun yang terjadi, semoga mereka selalu sehat dan bahagia. Doa-doa indahku untuk kalian, di manapun kalian saat ini.

Mendengarkan Aisyah--Sabyan,  membuatku mengingat kembali kisah-kisah perempuan hebat yang ada di sekitar Rosulullah SAW. Kembali sebuah ingatan menyempurna adanya tentang buku (novel) yang selama ini belum kuselesaikan membacanya. Aku hanya membaca apa yang ingin aku baca, tanpa menyelesaikan bacaan itu secara menyeluruh. Mau tahu buku apa itu? Inilah Novel tentang para perempuan yang dijamin masuk surga. Memang tidak ada novelnya tentang Sayyidatina Aisyah ra, tapi membaca kembali tentang perempuan di sekitar Rosulullah tentunya perlu kulakukan lagi. Untuk meneladani para muslimah hebat itu dalam segala gerak kehidupan.

Karena mendengar lagu Aisyahnya Sabyan, aku sepertinya akan membaca semua novel ini dan buku-buku sejarah lain yang terkait setelah menyelesaikan Kisah 1001 Malam yang sudah pertengahan jilid 7. (Atau malah memilih membaca novel-novel ini dan menangguhkan menyelesaikan Kisah 1001 Malam?--Entahlah..)


Walaupun rencana awal setelah menyelesaikan Kisah 1001 Malam, selama masa #DiRumahSaja juga akan membaca buku sejarah yaitu GAJAHMADA (5 buku) karya Langit Kresna Hariyadi.

Harapanku selama mengisi waktu #dirumahsaja adalah menyelesaikan buku-buku yang berseri (semacam trilogi, tetralogi) yang selama ini banyak yang kubaca sekenaku/sesukaku, tidak menyelesaikan secara tuntas. Ada tetralogi Muhammadnya Mas Tasaro yang juga belum tuntas kubaca. Ada Tetralogi Dangdutnya Putu Wijaya, ada juga Mutiara Falsafahnya Buya Hamka. Tak kalah menarik adalah Trilogi Perjalanannya Agustinus Wibowo. Bahkan paket Hypnosis dan Hypnoteraphynya pak Adi W. Gunawan pun belum semuanya kubaca.
Banyak sekali yang belum dibaca ya? Iya sih, memang jika buku paket seperti itu aku cenderung membaca sesukaku tidak menyelesaikan semuanya sampai tuntas. Makanya Kisah 1001 malam ini kayaknya buku berjilid yang kubaca secara berurut, setelah Tetralogi Burunya Pramudya.

Sementara itu  buku  yang hanya satu judul pun, kadang jika tidak menarik saat berada di tengah, ya tidak kuselesaikan sih. Biasanya sudah menebak ending, dan inilah paling bahaya karena aku mendadak akan membaca akhir buku dan membacanya tidak lebih dari bab awal dan bab akhir. Bisa juga beralur lambat dan tidak berbobot, ada lho yang alurnya lambat tapi membuatku sangat menikmati setiap detail alur itu, sehingga aku pasti menyelesaikannya dengan baik. Untuk novel terjemahan, memang aku cenderung menyelesaikan.

Nah, gara-gara mendengarkan lagu Aisyahnya Sabyan...aku jadi menulis ini dalam sekali duduk. Sebuah prestasi untuk diriku sendiri....Alhamdulillah. Tentunya saat menuliskan ini, aku ditemani Aisyahnya Sabyan (juga lagu-lagu Sabyan yang lain) dan memutar kembali A Time For Us.
Mengunggunkan doa untuk semua orang baik, untuk Indonesiaku untuk dunia semoga kembali sehat, selamat dan sejahtera.


Coba dengarkan ini,

Aisyah 
Mr. Bie 

Mulia indah cantik berseri
Kulit putih bersih merahnya pipimu
Dia Aisyah putri Abu bakar, Istri Rasulullah...

Sungguh sweet Nabi mencintamu
Hingga Nabi minum di bekas bibirmu
Bila marah Nabi kan bermanja, mencubit hidungnya........
Aisyah... romantisnya cintamu dengan Nabi
Dengan Baginda kau pernah main lari lari
Selalu bersama,hingga ujung nyawa kau di samping Rasulullah

Aisyah.. sungguh manis oh sirah kasih cintamu
Bukan persis novel mula benci jadi rindu
Kau istri tercinta... ya Aisyaah ya humairoh... Rasull sayang, Rasul cintamu

Sungguh sweet Nabi mencintamu
Hingga lelah Nabi baring di jilbabmu
Seketika kau pula bermanja mengikat rambutnya

Aisyah romantisnya cintamu dengan Nabi
Dengan Baginda kau pernah main lari lari
Selalu bersama hingga ujung nyawa kau di samping Rasulullah

Aisyah.. sungguh manis oh sirah kasih cintamu
Bukan persis novel mula benci jadi rindu
Kau istri tercinta... ya Aisyaah ya humairoh... 

(MUSIK)
Aisyah romantisnya cintamu dengan Nabi
Dengan Baginda kau pernah main lari lari
Selalu bersama hingga ujung nyawa kau di samping Rasulullah

Aisyah.. sungguh manis oh sirah kasih cintamu
Bukan persis novel mula benci jadi rindu
Kau istri tercinta... ya Aisyaah ya humairoh... Rasul sayang Rasul cintamu


Jika berkenan dengarkan ini

0 Comments