MEDAN SUNYI PALAGAN KASUNYATAN
Matahari memancar dari Timur
Yang dinanti-nanti akan muncul dari Timur
Orang-orang perlu berkumpul di Timur
Untuk menguak rahasia, bangun dari tidur.
Yang dinanti-nanti akan muncul dari Timur
Orang-orang perlu berkumpul di Timur
Untuk menguak rahasia, bangun dari tidur.
~episodeku: Majelis Masyarakat Maiyah: Komunitas BangbangWetan~
Semalam (29 Agustus 2015), aku seperti memutar satu file masalalu.
Entah berapa tahun sudah aku tidak satu majelis dengan Beliau, walaupun aku selalu 'setia' dengan membaca semua tulisannya.
Melihat ke arah mana rana yg tertuju
Tak pernah lelah mengeja aksara cinta yang dihamparkannya ke semesta denga caranya yang indah.
Memang banyak yang tak tahu selaksa peristiwa dalam hidupku tercermin di sana
Ketika sosok bapak hadir nyata di depanku dengan gayanya yang sama
Awalnya aku menolak tp tersadar aku hanya dipermainkan ego
Rupa cinta yang berbeda
Serapah indah yang mendewasakan, dari sana aku mengaca
Aku ingat bapakku, aku bersyukur dijadikannya beliau yang pernah membuang selembar kurudung itu menjadi bapakku.
Lalu,
Sosok inilah satu dari yang membuatku memahami hakikat CINTA seperti yang dihamparkan bapakku.
Aroma pertemuan itu masih sama,
Wangi sewangi melatiku dan selembut sinar rembulan purna yang semalam membaluri jiwa kami dengan benderang
Tapi resonansi itu...semakin menggetarkan saja.
Adakah karena aku yang tidak ter-up grade?
Tapi yg pasti Beliaulah yg kian sempurna, berCahaya.
Semalam suntuk, sejak rembulan purnaku menghampar cinta ke semesta hingga deru kesejukan embun mendekapku
Menyaksikan angin yang bersujud
Mendengar keheningan semesta yg riuh
Berjalan ke dalam diri saat adzan Subuh hendak dikumandang.
Tak ada lelah...
Selalu, bahwa perjalanan spiritual sentiasa melahirkan energi yang indah
Energy yg tak pernah kutemukan terjemahannya di kamus bahasa
Cak Nun dan Mas Sabrang Mowo Damar Panuluh ( yang baru kali pertama aku bertatap dengan beliau secara langsung-selama ini hanya bisa menikmati karyanya/lagunya yang memang indah---Letto)
Aku hanya bisa tersenyum untuk jiwa indahnya.
Sebuah suara menerpaku: "lha memang putranya Cak Nun, pastilah... "
Bicara tentang identitas dan personalitas
Bicara tentang Medan Sunyi Palagan Kasunyatan.
Ditutup dengan Ruang Rindu dan Hening dalam Riuh, Dzikir Dedaunan Semesta.
Allah Maha Cintaku
Engkaulah yang memberi orang2 baik itu kekuatan
Engkaulah yang memberi kami kekuatan
Engkaulah yang mengatur kami
Dan
Aku, menujuMu saja.
#Ruang Rindu
Semalam (29 Agustus 2015), aku seperti memutar satu file masalalu.
Entah berapa tahun sudah aku tidak satu majelis dengan Beliau, walaupun aku selalu 'setia' dengan membaca semua tulisannya.
Melihat ke arah mana rana yg tertuju
Tak pernah lelah mengeja aksara cinta yang dihamparkannya ke semesta denga caranya yang indah.
Memang banyak yang tak tahu selaksa peristiwa dalam hidupku tercermin di sana
Ketika sosok bapak hadir nyata di depanku dengan gayanya yang sama
Awalnya aku menolak tp tersadar aku hanya dipermainkan ego
Rupa cinta yang berbeda
Serapah indah yang mendewasakan, dari sana aku mengaca
Aku ingat bapakku, aku bersyukur dijadikannya beliau yang pernah membuang selembar kurudung itu menjadi bapakku.
Lalu,
Sosok inilah satu dari yang membuatku memahami hakikat CINTA seperti yang dihamparkan bapakku.
Aroma pertemuan itu masih sama,
Wangi sewangi melatiku dan selembut sinar rembulan purna yang semalam membaluri jiwa kami dengan benderang
Tapi resonansi itu...semakin menggetarkan saja.
Adakah karena aku yang tidak ter-up grade?
Tapi yg pasti Beliaulah yg kian sempurna, berCahaya.
Semalam suntuk, sejak rembulan purnaku menghampar cinta ke semesta hingga deru kesejukan embun mendekapku
Menyaksikan angin yang bersujud
Mendengar keheningan semesta yg riuh
Berjalan ke dalam diri saat adzan Subuh hendak dikumandang.
Tak ada lelah...
Selalu, bahwa perjalanan spiritual sentiasa melahirkan energi yang indah
Energy yg tak pernah kutemukan terjemahannya di kamus bahasa
Cak Nun dan Mas Sabrang Mowo Damar Panuluh ( yang baru kali pertama aku bertatap dengan beliau secara langsung-selama ini hanya bisa menikmati karyanya/lagunya yang memang indah---Letto)
Aku hanya bisa tersenyum untuk jiwa indahnya.
Sebuah suara menerpaku: "lha memang putranya Cak Nun, pastilah... "
Bicara tentang identitas dan personalitas
Bicara tentang Medan Sunyi Palagan Kasunyatan.
Ditutup dengan Ruang Rindu dan Hening dalam Riuh, Dzikir Dedaunan Semesta.
Allah Maha Cintaku
Engkaulah yang memberi orang2 baik itu kekuatan
Engkaulah yang memberi kami kekuatan
Engkaulah yang mengatur kami
Dan
Aku, menujuMu saja.
#Ruang Rindu
0 Comments