Jazim Naira Chand's photo.
Kidung sunyi masih kita senandungkan
Berbait aksara terus kita susun dan eja
Kita punguti makna dari setiap ceceran hikmah
Aku merangkainya
Kau mengikatnya
Kita menenun kisah serupa dengan hasil tak jauh beda
Tapi tetap tak akan pernah sama smile emoticon
-------
Aku memeram suara dalam nyanyian sunyiku padamu
Tunduk mataku, enggan kutemukan bayangku di bola matamu
Pun...aku enggan tuk berjumpa denganmu
Perjumpaan hanya sebilah trisula menakutkan saat itu
Aku terus berpaling menjauhimu
Walaupun aku tahu trisula itu milik ksatria
Pijar cahayamu tak meredup
Dalam abaiku yang menggulita
"Aku akan selalu ada untukmu," suara hatimu terlalu indah terdengar olehku
Aku jengah
Aku tengadah padaNya 

"Mengapa masih ada perjumpaan ini?"
Riuh memilin sunyi yang terus senandungkan kidung sepi
Kau diam dalam bahasamu yang selalu kuabaikan
"Aku tak mau bertemu denganmu, mengertilah. Biarkan aku melakukannya sendiri, aku bisa kalau sekadar membawa semua ini menuju tempat yang seharusnya. Ada bunda yang akan temani aku."
Kau bergeming dalam heningku yang riuh
Kau mengalah, tapi tak pernah pergi
Apakah kau pikir aku buta dan tuli?
Tanpa menatapmu aku melihatmu yang khawatir
Tanpa bercakap denganmu aku mendengar riuh hatimu
Aku jengah
Aku tengadah padaNya
"Tuhan, aku mengalah untuknya. Tapi aku tak mau dibersamainya,"
Cahaya merupa
Sinar kemilau memancar
Aku melihatmu begitu khawatir
Aku melihatmu mengalah atas pintaku
Tapi aku tau kau tak pernah menyerah
Sedang di titik yang sama aku telah berserah padaNya
Mengapa kita tidak sama-sama istirah?
Kau berusaha memenuhi pintaku dengan mengabaikanku
Tapi trisula hatimu justru menikam jiwaku
Kau melakukan semua untukku tanpa lagi berkata-kata
Sunyimu menjadi sunyiku
Sunyiku menjadi sunyimu
"Ini milikmu," kau berikan sesuatu yang indah
Aku terpanah tapi tak mati
"Kuterima, tapi jangan sentuh aku."
Langitpun berkisah dengan awan-awan melukis pelangi di hati kita
Dan...tetes embun dari langit satukan detak
-----------
"Ini harus diselesaikan, ada banyak paragraf yang terlah tertulis...mengapa masih ragu?" ucapmu memecah sunyiku
Kau tanpa merasa bersalah duduk bagai padma purnaku
Memenjarakanku dalam rasamu
Aku yang tengah memainkan dawai wangi melati di temaram cahaya purnamaku tersentak
Hampir saja melatiku terjatuh dan rembulan purnaku meredup
Lalu...
Aku menemukan dirimu yang berbeda
Renyah suaramu, pendar cahaya hatimu begitu sempurna di pelataran taman hatiku
Kau begitu ringan mengucap aksara di antara riuh jiwa-jiwa indah yang membersamai kita
Kau berkisah bagai pendongeng yang berusaha mencuri perhatianku
Aku bergeming
Bagai padma purna yang ada di sampingmu
Dan...kau belenggu aku dengan sentuhan cintamu
Aksara kembali kau eja dan jiwa-jiwa itu riuh atas sekisah yang kau kabarkan
Aku masih jengah di berandamu aku tersimpuh
"Hentikan permainan ini, jangan pernah membawaku dalam permainan ini. Cukup biarkan aku bermain dengan melati dan rembulan purnaku." pintaku padamu
Bukan kau pergi melepasku
Bukan kau menyerah pada pintaku
Kau terlalu lancang melangkah
Menyentuh jemari hatiku, menjabatnya dan menggenggam erat
Aku tersedak tengadah padaNya
"Jangan sentuh aku!" tangisku
Tapi kau sungguh terlalu lancang
"Kamu itu aku, mengapa tak boleh kusentuh? tenanglah, aku ini kamu lihatlah. Tanganku adalah tanganmu, lalu bagaimana aku tidak kau izinkan menyentuh tanganku sendiri?" ucapmu telah menggenggam tanganku
"Kau....!"
Aku kehilangan daya, saat kutemukan bayanganku di bola matamu
Tatapan ini yang selalu kuabaikan
Justru kutemukan saat tanganmu menggenggam tanganku.
Lalu...
Langitpun berkisah dengan awan-awan melukis pelangi di hati kita
Dan...tetes embun dari langit, satukan detak
Hilang jumawa
Hanya ada tunduk pasrah
Berserah padaNya
----------
Kidung sunyi masih kita senandungkan
Berbait aksara terus kita susun dan eja
Kita punguti makna dari setiap ceceran hikmah
Aku merangkainya
Kau mengikatnya
Kita menenun kisah serupa dengan hasil tak jauh beda
Tapi tetap tak akan pernah sama smile emoticon
Saat itulah kita saling MENERIMA.
~you and me in universe: we are nothing without YOU~

0 Comments