Masih menulis kembali tentang apa yang bisa dilakukan (aku lakukan) saat pandemi ini. Salah satu yang selama pandemi kulakukan adalah MENGIKUTI berbagai seminar, kajian, rapimnas, raker, konsolidasi dengan kementrian, halal bihalal, dan tentunya pelatihan. Semua itu tentunya kulakukan secara online. Khusus pelatihan ini (disamping seminar dan kajian) tentu untuk mengisi "gelas" di kepalaku juga hati dan jiwaku. Tidak membiarkan diri stagnan seperti kondisi raga yang benar-benar dianjurkan untuk selalu di rumah. Mendiamkan fisik, bukan berarti mendiamkan jiwa kita tanpa "kemasukan" hal-hal baik yang membuat jiwa terus bertumbuh dengan baik. Raga boleh 'terpasung' pandemi, tapi jiwa kita harus terus 'bertumbuh' dalam ruang-ruang yang baik. 

Bersyukur dalam situasi saat ini, Allah memberiku kesadaran itu sehingga masih ada secerca harap bahwa aku tidak jatuh dalam depresi. Ya, walaupun dalam awal-awal pandemic aku merasakan gejala depresi (yang juga diberitahukan oleh dokter yang mengetahui kondisi kesehatanku), bahkan aku sangat sadar sudah mengalami psikosomatis (sudah kutulis sebelumnya di sini). Beberapa teman, menghubungiku dengan nada 'negatif' seiring tubuh mereka yang 'terpenjara' oleh situasi pandemi. 

"Aku tidak bisa ngapa-ngapain, Jazilah. Semua tutup, berhenti, semua diam. Rasanya jiwaku juga ikut diam, tidak ada hal yang membuat semangatku menyala seperti sebelumnya." 

"Ya beginilah, Jazilah mau diapakan lagi. Sepanjang waktu di rumah, tidak kemana-mana, main hp, menemani anak-anak. Aku tidak punya kerjaan lagi." 

"Aku benar-benar kayak orang gila, Jazilah. Linglung sendiri tidak bisa kemana-mana. Semua menjadi seperti tidak berguna, entahlah...apakah ini yang namnya stress? Apa aku stress ya? Aku hanya ingin marah saja, tapi marah karena apa? lha semuanya begini. Kalau ingat itu ya aku sadar, tapi kalau lagi tidak bisa mikir ya bawaanku jadi emosional banget. Aku kehilangan semuanya, Jazilah!"

Dan masih banyak nada negatif lain yang mampir di WAku (pesan tex atau suara), mesenggerku, telegramku, atau bahkan langsung telp dan bercerita apa yang terjadi. Aku bisa mendengar intonasi suara mereka, merasakan apa yang mereka rasakan. Sedikit yang mengkhawatirkan adalah, ketika mendapatkan semua informasi tentang mereka ini...aku terbawa oleh suasana perasaan mereka. Aku merasakan kesedihan yang mereka rasakan, aku terbelenggu oleh rasa kesal mereka bahkan aku pun merasakan kepedihan itu. Semua itu berpengaruh pada lalulintas pikiran dan perasaanku. 

Aku menangis sendiri, mengingat mereka bahkan kadang merasa diri tidak berguna karena "merasa"  tidak bisa membantu apapun untuk sedikit meringankan beban yang mereka alami. Namun, kembali aku  bersyukur ketika Allah selalu memelukku dalam kesadaran untuk mengembalikan semuanya. Membolak-balikkan semua rasa yang hadir. Aku siapa? Apa kuasaku? Mengapa aku harus resah dan terbebani dengan kondisi mereka? 

Betapa sombongnya aku jika mengkhawatirkan mereka 'tidak bisa makan' 'tidak bisa membayar tagihan' tidak bisa membayar kontrakan' atau bahkan biaya membeli kuota internet untuk keperluan belajar anak-anaknya. Ketika aku dipeluk Allah dalam kesadaran itu, aku memang akan cepat kembali tenang. Ada Allah yang akan menjamin segala apa yang dibutuhkan mereka pada saat yang tepat, kenapa aku yang khawatir? Astaghfirullah...aku hanya hambaMu ya Allah...

Nah, kembali pada judul tulisanku kali ini. Sebenarnya yang kutulis saat ini adalah salah satu pelatihan yang kuikuti secara online saat pandemi. Aku pernah berharap bisa mengikuti pelatihan dari salah satu Coach beberapa tahun lalu. Namun, biaya untuk mengikuti itu pada akhirnya harus kugunakan untuk keperluan yang saat itu lebih penting dari sekadar kepentingan upgrade diriku sendiri. Ada jiwa lain yang harus "kuselamatkan" sehingga biaya itu harus kulepaskan. Setiap waktu aku hanya bisa membaca tulisan-tulisan beliau di medsos. Beberapa aku simpan di sebuah catatan, bahkan aku seringkali membagikan tulisan beliau. 

Mengejutkan sekaligus membahagiakan sekali ketika suatu hari di bulan Juli aku melihat beliau membagikan pelatihan online yang merupakan sinergy beliau dengan beberapa coach dan trainer lainnya. Aku sejenak segera mencari informasi "siapa" beliau-beliau yang akan mengisi acara itu. MasyaAllah...dengan basic ilmu manajemenku (juga HRD industri bisnis) tentu apa yang akan aku terima (jika aku mengikutinya) akan semakin 'mengayakan' dari banyak sisi. Beberapa materi mungkin sudah pernah kubaca dari sumber yang berbeda, namun aku yakin setiap Coach memiliki sudut pandang yang tidak selalu sama. 

Akhir Juli seperti biasa aku disibukkan dengan laporan akhir bulan dan sekali lagi persiapan pulang ke luar kota. Ada hal penting yang harus segera kutuntaskan di kotaku, yaitu E-KTP hehehe. Benar nih, aku sudah pindah alamat dan belum memiliki ektp dengan alamat yang baru padahal sudah memiliki KK baru. Aku terhenyak saja ketika proses registrasi simcard dinyatakan bahwa dataku tidak singkron. Jadi...satu-satunya jalan ya diselesaikan urusan ektp ini. Saat di rumah inilah aku ingat belum daftar pelatihan yang sudah kuniatkan untuk mengikutinya. Aku langsung mengisi form pendaftaran, namun kembali terdiam ketika admin acara menyampaikan untuk segera melakukan transfer biaya. Hehehe bukan tidak ada uang ya...tapi posisiku saat itu benar-benar tidak di tempat yang mudah menjangkau ATM, dan aku juga tidak menggunakan mobile banking. Ada internet banking tapi lagi-lagi tokennya ada di Surabaya. Aku sampaikan permohonan maaf kepada admin, dan memastikan akan segera membayarnya saat kembali ke Surabaya. 

Akhirnya aku terdaftar sebagai peserta PTCO (Pekan Training dan Coaching Online) yang diselenggarakan oleh PT. JLEBB INTI KARAKTER. Aku mendapatkan schedule (rundown) acara selama seminggu yang akan kami (aku) ikuti. Satu point awal cukup membuatku menaruh harap bahwa acara ini "dikerjakan" dengan baik, tidak main-main. Mungkin sisi manajerialku yang selalu melihat hal-hal seperti itu menjadi sangat penting bagi sebuah acara yang digawangi orang-orang professional. Sayangnya di hari pertama pembukaan (tepatnya tanggal 9 Agustus) aku tidak bisa mengikuti. Lagi-lagi ada hal penting yang harus kuselesaikan pagi itu, bahkan bisa dikatakan acara itu 'terasa' lenyap begitu saja dari agendaku (pikiranku). Padahal materi awal inilah yang aku tunggu dan disampaikan oleh beliau yang selama ini hanya bisa aku baca tulisannya di media sosial. 

Selama seminggu aku menerima 14 materi luar biasa. Tentunya disampaikan oleh beliau yang ahli di bidang masing-masing. Belajar pada ahlinya memang akan selalu "menghasilkan" sebuah pemahaman yang (InsyaAllah) baik. Pengetahuan apa saja yang aku terima? 

  1. Kang Zain sebagai onwner PT. Jlebb Inti Karakter  dengan materi TERAPI SPIRIT NAPAS. Materi inilah yang tidak kuikuti secara langsung dan aku harus melihat videonya untuk menerima hal baik. Pada materi ini aku mendapatkan "sebenarnya solusi itu ada di dekat kita". Beberapa buku tentang pernafasan ini pernah aku baca, dan semakin 'paham' ketika memperhatikan apa yang disampaikan Kang Zain. 
  2. Bunda Erina, dengan materi HOLISTIC PARENTING, lebih fokus pada 'Pelunasan Hutang Masa Lalu'. Materi ini, memgingatkan aku pada banyak perjalanan keislamanku karena penghakiman-penghakiman yang membuatku hampir menyerah justru dilakukan oleh orang yang seharusnya dekat dan membimbingku. Karena perlakuan itulah, aku akhirnya menemukan ISLAM yang memang membawa kedamaian. Bukan sebuah pemahaman yang membuatku semakin takut dan merasa putus asa. Rasanya aku masih ada "hutang" masalalu dengan para pemfitnah itu...dan setelah acara ini, aku berusaha untuk melunasinya, dengan terus berharap kemudahan dariNya menyelesaikan itu. 
  3. Materi MENTAL JUANG ABATAR kembali disampaikan oleh Kang Zain. Kembali Kang Zain membuka cakrawala pikirku dengan metode yang beliau sampaikan. Hasilnya? Aku masih D3 ya...semoga bisa segera mencapai D4 dan D5 tentunya. Aamiin. 
  4. Coach Hari 'Soul' Putra, beliau menyampaikan materi CERDAS MENGELOLA KEUANGAN DI SAAT KRISIS. Aku banyak tersenyum menengok diriku ketika mencermati apa yang beliau sampaikan. Bagaimanapun, saat ini salah satu tanggung jawabku adalah berkaitan 'sangat erat' dengan pengeloaan keuangan di kantor. Ilmu manajemenku yang tentunya juga mengenal manajemen keuangan, menjadi semakin tercerahkan ketika mendengarkan serta memperhatikan apa yang beliau sampaikan. Menengok beberapa keputusan yang kuambil jauh sebelum ada pandemi. Keputusan tidak mudah, namun harus kuambil yang akhirnya membuatku banyak bersyukur kepadaNya atas segala pertolongan yang kuterima. Ketika aku 'diserbu' keluhan teman-teman yang akhirnya 'kehilangan' pekerjaan karena kondisi kantornya yang kolaps secara mendadak. Aku sangat ingat, pada April 2020 itu hari-hariku seperti penuh "drama ketakutan" yang disampaikan pimpinan. "Sampai kapan kita bisa bertahan, Mbak Jazilah? Jika tidak ada sama sekali pemasukan?" Sungguh panik memang, namun sekali lagi "mengelolah keuangan" bukan perkara sulit jika kita memang menjalankan SOP yang sudah disepakati sejak awal di dalam perusahaan secara jujur dan benar. Ingat jujur dan benar!
  5. Materi HUMAN AWARENESS AND QUETION disampaikan oleh Kang Zain. Inilah yang membuka mata dan pikiranku tentang karatker...dan aku menemukan sesuatu yang cukup baru yang mengayakan jiwaku. 
  6. Coach YASIR UTAMA, melihat beliau bicara rasanya energi positifnya meluap sangat luar biasa.  Beliau menyampaikan materi I'AM READY TO BE WOW. Mengikuti materi ini, banyak hal yang membuatku harus semakin sadar bagaimana MENERIMA DIRI dengan baik, sebelum melakukan banyak hal lebih. 
  7. Coach Abu Shofi Shidiq, dengan materi 7 LANGKAH PEJUANG KEAJAIBAN menyampaikan materi ini dengan sangat luar biasa. Pengalaman beliau menjadi sebuah 'renungan' cukup mendalam bagiku. Lagi, aku menengok diriku akan peran apa yang telah kujalani. Nyala yang disampaikan beliau menjadi 'koreksi' atas beberapa hal yang kulakukan selama ini. Tidak ada kata terlambat untuk menata kembali tentunya..."Quantum Miracle". 
  8. Materi yang tidak kalah menarik adalah IMPACFULL DA'WAH COMMUNICATION disampaikan oleh Ustadz M. Zulfikarullah. Ada banyak jalan dakwah yang harusnya bisa kita lakukan dengan baik sebagai seorang muslim dan hambaNya. Apa yang disampaikan beliau membuka, mengingatkan, meyakinkan kembali atas apa yang pernah kutempuhi selama ini. Mengapa ragu? Bukankah ada banyak sisi yang bisa kita sentuh agar bisa menjadi diri yang lebih membawa manfaat bagi semesta? 
  9. Coach Ajeng Kamaliah menyampaikan materi TERAPI EMOSI UNTUK PASUTRI. Pada materi ini kembali aku tidak bisa sepenuhnya konsentrasi mendengarkan (memperhatikan) pemaparan beliau dengan baik karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Bahkan ketika bisa online kembali sedikit terganggu oleh jaringan internet yang memang secara umum mengalami masalah. Akhirnya aku hanya bisa mencerna apa yang disampaikan beliau hanya melewati video rekaman. Pada materi ini cukup terkait dengan materi yang disampaikan oleh Kang Zain sebelumnya. Hal kecil yang tampak sepele bagi pasangan bisa jadi itu mejadi hal penting bagi lainnya. 
  10. HATI OTAK DAN TABIAT (HOT) disampaikan oleh Kang Zain. Wow...materi ini sungguh 'memaksa' harus benar-benar konsentrasi. Mengingat kembali apa yang sebenarnya telah sering kubaca, bahkan kupelajari sejak di jurusan biologi (SMA) juga saat masuk HRD Industry bisnis yang banyak berurusan dengan manusia. Bagaimana memahami berbagai karakter manusia dan sebagainya. Bahkan aku jadi ingat diskusi alot dengan teman-temanku semasa aku tengah 'mencari Tuhan'. Apa yang lebih kita percaya, hati (perasaan) kita atau otak (pikiran) kita? Simpul-simpul dengan pemahaman sekadarnya dari membaca dan berbagai pengalaman, akhirnya lebih gamblang dijelaskan oleh beliau. 
  11. HOLISTIC SAFETY COACHING TECHNIQUE, disampaikan oleh Coach Edy. Walaupun saat materi ini disampaikan aku ada sedikit 'miss' tentang jadwal yang dimajukan. Aku tidak membaca pemberitahuan di group, karena aktifitas Jumat pagi seperti biasanya memang cukup 'super' sebagai bentuk mengawali hari penuh keberkahan. Akhirnya aku terbengong sendiri saat masuk 'kelas' yang kudengar pertaman kali adalah penjelasan coach Edy yang menjawab pertanyaan peserta. Akhirnya kembali untuk materi ini, aku hanya bisa mencermati dari video rekaman yang diberikan panitia. Menarik sekali...karena dari sini, aku benar-benar bisa membedakan apa itu 'training' dan 'coaching'. Pemahaman yang selama ini ya...luayan terbalik-balik, rancu akhirnya terbuka simpulnya.  
  12. PERSONALITREE 8 disampaikan oleh Kang Zain. Materi yang disampaikan beliau ini selalu bikin deg-degan hehehe, karena peserta selalu diajak menjawab pertanyaan dan dinilai secara skore yang hasil akhirnya bisa 'menggambarkan'  siapa diri kita. Setiap materi beliau ini akan ada sesi seperti kita melakukan tes psikology, yang hasilnya bisa sangat relatif karena kondisi prikis setiap orang bisa berubah setiap saat. Namun, tetap saja bahwa hasilnya setidaknya bisa menggambarkan diri kita. 
  13. Coach Willy Premadi menyampaikan materi BAGAIMANA MENJUAL TANPA MENJUAL DI ERA NEW NORMAL. Aku sudah menyiapkan diri untuk bisa mengetahui banyak hal tentang satu ilmu ini. Marketing! Namun, kembali Allah masih belum mengizinkan aku mendapatkan pengetahuan dari beliau secara langsung dalam kelas online ini. Kenapa? Tepat saat aku menyiapkan diri untuk masuk kelas...aku menerima pemberitahuan yang cukup mencengangkan. "Kita meeting jam 10 pagi dan siapkan semua staff untuk menyampaikan laporan konsolidasi persiapan akreditasi." Akhirnya materi ini benar-benar tidak kuikuti secara langsung seperti halnya materi pertama PTCO. Aku selesai meeting pada pukul 11.30. 
  14. HOLISTIC CONNECTION, disampaikan oleh Kang Zain yang sekaligus sebagai materi terakhir PTCO. Tersenyum menengok diri, ketika melihat hasil jawabanku. Aku tidak menyangka ternyata sebenarnya diriku seperti di hasil perhitungan itu. Seperti hasil-hasil sebelumnya, yang sangat mencengangkan...tapi jika dilihat lebih dalam lagi memang aku merasakan bahwa itulah 'diriku' yang mungkin selama ini sebagian tidak kukenali atau malah sebagian orang malah mengenaliku dengan sangat baik (tapi aku tidak percaya) atau memperjelas sekaligus mematahkan dugaan-dugaan 'kacau' mereka tentang diriku. 

Setiap materi disampaikan dengan durasi 2 sampai 2,5 jam. Bukan waktu pendek dan memerlukan fokus yang tentu tidak mudah juga. Namun, apa yang sudah diniatkan biasanya akan 'mudah' dan lebih tepatnya dimudahkan olehNya. Walaupun disarankan tidak perlu mencatat karena materi akan diberikan setelah sesi berakhir, aku tetap saja membawa alat tulis dan tentu saja memilih untuk menulis poin-poin penting yang 'menambah' wawasanku atau justru yang menjadi pertanyaan besar bagiku. Cara ini tentu akan membuatkan tidak mudah melupakan apa yang disampaikan oleh semua pemateri. 

Dan...sebelum memutuskan mengikuti PTCO ini, aku memang sempat khawatir tidak bisa mengikuti dengan baik karena ada sesi pagi, yang artinya saat aku sedang berada pada jam kerja. Namun, aku langsung meminta izin kepada pimpinan mengikuti pelatihan ini. Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan baik, walaupun kadang tidak terlalu sempurna. Bagaimanapun pada jam kerja ada banyak tanggung jawab yang tentunya harus kuselesaikan bersamaan dengan jam pelaksanaan pelatihan. Selama sesi pagi hari aku selalu menggunakan earphone dan seringkali mematikan video. Jadi kalaupun aku harus 'mondar-mandir' menyelesaikan beberapa hal, berbincang dengan staf aku masih bisa mendengarkan apa yang disampaikan oleh pemateri. 

Setelah terselesaikan, dalam minggu ini aku masih akan mengulang kembali melihat semua rekaman video dan tentu membaca modul yang sudah diberikan. Beberapa hal tentu harus segera 'kulaksanakan' sebagai upaya memperbaiki diri. (belajar dan meningkatkan kualitas diri itu tiada henti). Menjadi manusia yang menyadari sisi kemanusiaanku dan tentu yang tidak bisa ditawar adalah keberadaanku sebagai hambaNya. 

Mengikuti PTCO benar-benar sebagai pengayaan diri. Ada informasi yang pernah kuterima dan dingatkan kembali untuk berada di koridor yang sebenarnya. Juga ada hal baru yang menjadi asupan berkualitas bagi hati dan jiwaku, untuk sekali lagi menjadi diri yang lebih baik. Harapanku tentunya...apa yang terlah kuterima selama mengikuti PTCO ini bisa menjadi manusia dan hamba yang baik dan benar. Meningkatkan apa-apa yang selama ini seolah tidak ada peningkatan (perubahan) yang lebih baik tentu memerlukan kekuatan batin yang tidak remeh. Satu hal Allah ada bersamaku, semoga meridhoi segala upaya dan langkah ini. Aamiin. 

Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pemateri atas ilmunya semoga menjadi amal kebaikan. Panitia yang sudah menghandle acara dengan baik serta peserta yang mengutarakan pertanyaan berkualitas sehingga jawaban yang diberikan pemateri semakin menambah pengetahuan dan pemahamanku. 

Jadi...seminggu bersama, InsyaAllah selamanya penuh arti. 



0 Comments